Sprint Your Way To Scrum

Download Sprint Your Way To Scrum PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Sprint Your Way To Scrum book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages.
The Art of Scrum

Learn the nuts and bolts of scrum—its framework, roles, team structures, ceremonies, and artifacts—from the scrum master’s perspective. The Art of Scrum details the scum master’s responsibilities and core functions in planning and facilitating the ceremonies and artifacts of a scrum team: sprint planning, sprint execution, backlog refinement, daily standups, sprint reviews, and sprint retrospectives. It analyzes the scrum master’s interactions with other scrum roles, including the product owner, development team members, other scrum masters, and the agile coach. Scrum Master Dave McKenna catalogs the three skill sets that you must master to be successful at binding teams and unleashing agility: soft skills, technical skills, and contingency skills. You’ll benefit from the author’s examination of these skill sets with insights and anecdotes drawn from his own experience as an engineer, agile coach, and scrum master. He illustrates common mistakes scrum masters make, as well as modeling successful strategies, adaptations to changes, and solutions to tricky problems. What You'll Learn: How scrum masters facilitate the agile ceremonies How scrum masters align scrum teams to sprint goals and shield them from interference How scrum masters coach product owners to build a backlog and refine user stories How scrum masters manage contingencies such as intra-team conflicts, organizational impediments, technical debt, emergent architecture, personnel changes, scope creep, and learning from failure. Who This Book Is For: The primary readership is scrum masters, product owners, and dev team members. The secondary readership is scrum stakeholders, including executive sponsors, project managers, functional and line managers, administrative personnel, expert consultants, testers, vendors, and end users. The tertiary readership is anybody who wants to know how build an agile team that consistently delivers value and continuous improvement.
A Scrum Book

Gain insights and depth of rationale into Scrum from many highly respected world authorities, including one of its founders, who lead you through the deep foundations of Scrum's structure and practice. Enhance and customize your Scrum practice with ninety-four organizational building blocks, called patterns, that you can freely and flexibly choose from to fit your needs. Understand and appreciate the history of Scrum and the role it plays in solving common problems in product development. Building a successful product usually involves teams of people, and many choose the Scrum approach to aid in creating products that deliver the highest possible value. Implementing Scrum gives teams a collection of powerful ideas they can assemble to fit their needs and meet their goals. The ninety-four patterns contained within are elaborated nuggets of insight into Scrum's building blocks, how they work, and how to use them. They offer novices a roadmap for starting from scratch, yet they help intermediate practitioners fine-tune or fortify their Scrum implementations. Experienced practitioners can use the patterns and supporting explanations to get a better understanding of how the parts of Scrum complement each other to solve common problems in product development. The patterns are written in the well-known Alexandrian form, whose roots in architecture and design have enjoyed broad application in the software world. The form organizes each pattern so you can navigate directly to organizational design tradeoffs or jump to the solution or rationale that makes the solution work. The patterns flow together naturally through the context sections at their beginning and end. Learn everything you need to know to master and implement Scrum one step at a time - the agile way.
Sprint (Republish)

Anda mungkin beruntung memiliki pekerjaan atau proyek mendatang dengan visi yang cemerlang. Namun, upaya mewujudkan visi ini sering kali tak mudah. Setiap hari Anda gampang sekali terjebak dalam berbagai hal: surel yang seolah tiada habisnya, tenggat yang molor, rapat-rapat seharian yang menyita waktu, dan proyek jangka panjang yang hanya berdasarkan asumsi. Sudah waktunya Anda mencoba Sprint, sebuah metode untuk memecahkan masalah dan menguji ide-ide baru, menyelesaikan lebih banyak hal dengan efisien. Buku ini ditulis Jake Knapp, mantan Design Partner Google Ventures, untuk menuntun Anda merasakan pengalaman menerapkan metode yang telah mendunia ini. Sprint mewujudkan pengeksekusian ide besar hanya dalam lima hari. Menuntun tim Anda dengan checklist lengkap, mulai dari Senin hingga Jumat. Menjawab segala pertanyaan penting yang sering kali hanya disimpan di benak mereka yang sedang menguji ide/konsep/produk. Sprint juga membantu Anda lebih menikmati setiap proses. Anda bisa mengamati dan bergabung dengan ratusan dari pelaku Sprint di seluruh dunia melalui tagar #sprintweek di Twitter. Sebuah proyek besar terjadi pada 2009. Seorang insinyur Gmail bernama Peter Balsiger mencetuskan ide mengenai surel yang bisa teratur secara otomatis. Saya sangat tertarik dengan idenya—yang disebut “Kotak Masuk Prioritas”—dan merekrut insinyur lain, Annie Chen, untuk bergabung bersama kami. Annie setuju, tetapi dia hanya punya waktu sebulan untuk mengerjakannya. Kalau kami tidak bisa membuktikan bahwa ide itu bisa diterapkan dalam jangka waktu tersebut, Annie akan beralih ke proyek lainnya. Saya yakin waktunya tidak akan cukup, tetapi Annie adalah insinyur yang luar biasa. Jadi, saya memutuskan untuk menjalaninya saja. Kami membagi waktu sebulan itu ke dalam empat bagian yang masing-masing lamanya seminggu. Setiap pekan, kami menggarap desain baru. Annie dan Peter membuat purwarupa, lalu pada akhir minggu, kami menguji desain ini bersama beberapa ratus orang lainnya. Pada akhir bulan, kami menemukan solusi yang bisa dipahami dan diinginkan orang- orang. Annie tetap menjadi pemimpin untuk tim Kotak Masuk Prioritas. Dan entah bagaimana caranya, kami berhasil menyelesaikan tugas desainnya dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya. Beberapa bulan kemudian, saya mengunjungi Serge Lachapelle dan Mikael Drugge, dua orang karyawan Google di Stockholm. Kami bertiga ingin menguji ide perangkat lunak untuk konferensi video yang bisa dijalankan lewat peramban. Karena saya berada di kota tersebut hanya selama beberapa hari, kami bekerja secepat mungkin. Pada penghujung kunjungan saya, kami berhasil menyelesaikan purwarupanya. Kami mengirimkannya ke rekan kerja kami lewat surel dan mulai menggunakannya dalam rapat. Dalam beberapa bulan, seluruh perusahaan sudah bisa menggunakannya. (Selanjutnya, versi yang sudah dipoles dan disempurnakan dari aplikasi berbasis web tersebut dikenal sebagai Google Hangouts.) Dalam kedua kasus tersebut, saya menyadari bahwa saya bekerja jauh lebih efektif ketimbang rutinitas kerja harian saya atau ketika mengikuti lokakarya diskusi sumbang saran. Apa yang membedakannya? Saya menimbang kembali lokakarya tim yang saya gagas sebelumnya. Bagaimana kalau saya memasukkan elemen ajaib lainnya—fokus pada kerja individu, waktu untuk membuat purwarupa, dan tenggat yang tak bisa ditawar? Saya lalu menyebutkan, “sprint” desain. Saya membuat jadwal kasar untuk sprint pertama saya: satu hari untuk berbagi informasi dan mereka ide, diikuti dengan empat hari pembuatan purwarupa. Sekali lagi, tim Google menyambut baik eksperimen ini. Saya memimpin sprint untuk mendesain Chrome, Google Search, Gmail, dan proyek-proyek lainnya. Ini sangat menarik. Sprint ini berhasil. Ide-ide diuji, dibangun, diluncurkan, dan yang terbaik, kebanyakan dari ide-ide ini berhasil diterapkan dalam dunia nyata. Proses sprint menyebar di seisi Google dari satu tim ke tim lain, dari satu kantor ke kantor lain. Seorang desainer dari Google X tertarik dengan metode ini, jadi dia menjalankan sprint untuk sebuah tim di Google Ads. Anggota tim dalam sprint di Ads kemudian menyampaikannya kepada kolega mereka, dan begitu seterusnya. Dalam waktu singkat saya mendengar penerapan sprint dari orang-orang yang tidak saya kenal. Dalam perjalanannya, saya membuat beberapa kesalahan. Sprint pertama saya melibatkan empat puluh orang—jumlah yang sangat besar dan justru hampir menghambat sprint tersebut, bahkan sebelum dimulai. Saya menyesuaikan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide dan pembuatan purwarupa. Saya jadi memahami mana yang terlalu cepat, terlalu lambat, hingga akhirnya menemukan yang waktu paling sesuai. Beberapa tahun kemudian, saya bertemu Bill Maris untuk membicarakan sprint. Bill adalah CEO Google Ventures, perusahaan modal ventura yang didirikan Google untuk berinvestasi pada startup-startup potensial. Dia adalah salah satu orang berpengaruh di Silicon Valley. Namun, Anda tidak akan menyangkanya dari pembawaannya yang santai. Pada sore itu, dia mengenakan pakaian khasnya, yaitu topi bisbol dan kaus dengan tulisan tentang Vermont. Bill tertarik untuk menjalankan sprint dengan startup dalam portofolio GV. Startup biasanya hanya memiliki satu kesempatan emas untuk mendesain sebuah produk yang sukses, sebelum akhirnya kehabisan dana. Sprint bisa membantu mencari tahu apakah startup-startup ini berada di jalur yang tepat sebelum akhirnya mereka bisa berkecimpung dalam tahapan yang lebih berisiko untuk membangun dan meluncurkan produk mereka. Dengan menjalankan sprint, mereka bisa mendapatkan sekaligus menghemat uang. Namun agar berhasil, saya harus menyesuaikan proses sprint ini. Saya sudah berpikir mengenai produktivitas individu dan tim selama beberapa tahun. Namun, saya hampir tidak tahu apa-apa mengenai startup dan kebutuhan bisnis mereka. Tetap saja, antusiasme Bill meyakinkan saya bahwa Google Ventures adalah tempat yang tepat untuk menerapkan sprint—sekaligus tempat yang tepat bagi saya. “Ini misi kita,” ujarnya, “untuk bisa menemukan entrepreneur terbaik di muka bumi dan membantu mereka membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.” Saya tentu tak bisa menolaknya. Di GV, saya bergabung dengan tiga rekan lain: Braden Kowitz, John Zeratsky, dan Michael Margolis. Bersama, kami mulai menjalankan sprint dengan startup-startup, bereksperimen dengan prosesnya, dan menguji hasilnya agar bisa menemukan cara untuk memperbaikinya. Ide-ide dalam buku ini lahir dari semua anggota tim kami. Braden Kowitz memasukkan desain berbasis cerita dalam proses sprint, sebuah pendekatan tak biasa yang berfokus pada pengalaman konsumen alih-alih komponen individu atau teknologi. John Zeratsky membantu kami memulai dari akhir sehingga tiap sprint bisa membantu menjawab berbagai pertanyaan bisnis paling penting. Braden dan John memiliki pengalaman dalam bisnis dan startup, hal yang tidak saya miliki, dan mereka menyesuaikan prosesnya untuk menciptakan fokus yang lebih baik dan keputusan yang lebih cerdas di tiap sprint. Michael Margolis mendorong kami untuk mengakhiri tiap sprint dengan pengujian di dunia nyata. Dia menjalankan riset konsumen, yang perencanaan dan pelaksanaannya bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu, dan menemukan cara untuk mendapatkan hasil yang jelas hanya dalam sehari. Ini benar-benar sebuah keajaiban. Kami tidak perlu lagi menebak-nebak apakah solusi kami bagus atau tidak karena di akhir tiap sprint, kami mendapatkan jawabannya. Kemudian ada Daniel Burka, seorang entrepreneur yang mendirikan dua startup sebelum menjual salah satunya ke Google dan bergabung dengan GV. Saat kali pertama menjelaskan proses sprint kepadanya, dia skeptis. Baginya, sprint terdengar seperti serangkaian proses manajemen yang rumit. Namun, dia sepakat untuk mencoba salah satunya. “Dalam sprint pertama itu, kami memangkas prosesnya dan menciptakan sesuatu yang ambisius hanya dalam sepekan. Saya benar-benar jatuh hati.” Setelah kami berhasil meyakinkannya, pengalaman langsung Daniel sebagai seorang pendiri startup dan sikapnya yang tidak menoleransi omong kosong membantu kami menyempurnakan prosesnya. Sejak sprint pertama di GV pada 2012, kami telah beradaptasi dan bereksperimen. Mulanya kami mengira pembuatan purwarupa dan riset yang cepat hanya akan berhasil untuk produk berskala besar. Mampukah kami bergerak sama cepatnya jika konsumen kami adalah para ahli di berbagai bidang seperti kesehatan dan keuangan? Tanpa disangka, proses lima hari ini bisa bertahan. Proses ini sesuai untuk semua jenis konsumen, mulai dari investor sampai petani, dari onkolog sampai pemilik bisnis skala kecil. Juga bagi situs web, aplikasi iPhone, laporan medis, hingga perangkat keras berteknologi tinggi. Tidak hanya untuk mengembangkan produk, kami juga menggunakan sprint untuk menentukan prioritas, strategi pemasaran, bahkan menamai perusahaan. Proses ini berulang-ulangmenyatukan tim dan menjadikan ide-ide menjadi nyata. Selama beberapa tahun belakangan, tim kami mendapatkan beragam kesempatan untuk bereksperimen dan memvalidasi ide kami mengenai proses kerja. Kami menjalankan lebih dari seratus sprint bersama dengan startup-startup dalam portofolio GV. Kami bekerja bersama, sekaligus belajar dari para entrepreneur brilian seperti Anne Wojcicki (pendiri 23andMe), Ev Williams (pendiri Twitter, Blogger, dan Medium), serta Chad Hurley dan Steve Chen (pendiri YouTube). Pada awalnya, saya hanya ingin membuat hari-hari kerja saya efisien dan berkualitas. Saya ingin berfokus pada apa yang benar-benar penting dan menjadikan waktu saya berharga—bagi saya, tim, dan konsumen kami. Kini, lebih dari satu dekade kemudian, proses sprint secara konsisten telah membantu saya meraih mimpi tesebut. Dan saya sangat senang berbagi mengenai hal tersebut dengan Anda dalam buku ini. Dengan keberuntungan, Anda bisa memilih pekerjaan Anda karena visi yang tajam. Anda ingin berbagi visi tersebut kepada dunia, baik yang berupa pesan, layanan, maupun pengalaman, dengan perangkat lunak maupun keras, atau bahkan—sebagaimana dicontohkan dalam buku ini—sebuah cerita atau ide. Namun, mewujudkan visi ini tak mudah. Gampang sekali terjebak dalam berbagai hal: surel yang seolah tiada habisnya, tenggat yang molor, rapat-rapat seharian yang menyita waktu Anda, dan proyek jangka panjang yang hanya berdasarkan asumsi. Prosesnya tidak harus selalu seperti ini. Sprint menawarkan jalur untuk memecahkan masalah-masalah besar, menguji ide-ide baru, menyelesaikan lebih banyak hal, dan melakukan semuanya dengan lebih cepat. Sprint juga membantu Anda lebih menikmati prosesnya. Dengan kata lain, Anda benar-benar harus mencobanya sendiri. Ayo kita mulai. —Jake Knapp San Francisco, Februari 2016 [Mizan, Bentang Pustaka, Manajemen, Ide, Kreatif, Inovasi, Motivasi, Dewasa, Indonesia] spesial seri bentang bisnis & startup