Menyulam Benang Kusut Pendidikan Dari Gawai Hingga Film Bokep


Download Menyulam Benang Kusut Pendidikan Dari Gawai Hingga Film Bokep PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Menyulam Benang Kusut Pendidikan Dari Gawai Hingga Film Bokep book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages.

Download

Menyulam Benang Kusut Pendidikan: dari Gawai Hingga Film Bokep


Menyulam Benang Kusut Pendidikan: dari Gawai Hingga Film Bokep

Author: Syafiul Rokhim

language: id

Publisher: CV. Pilar Nusantara

Release Date: 2019-11-30


DOWNLOAD





Ada yang bolong, kusut, robek dalam pendidikan kita, sehingga kita membutuhkan metode menyulam atau pendekatan yang mengembalikan kusutnya pendidikan kita hari ini. Masalah yang kami angkat mulai dari problematika gawai yang erat kaitannya dengan pendidikan anak, santri, pesantren, literasi, media sosial, permainan tradisional, pendidikan keluarga, gelar akademik, masalah guru, budaya mutu, dan lainnya. Semua kami ulas dari masalah hingga tawaran solusi untuk menyulamnya. Buku ini merupakan kumpulan artikel populer di media massa yang menjadi bagian dari tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Hamidulloh Ibda yang telah mengantarkan buku ini terbit. Dari mulai cara mencari ide, menulis kalimat, paragraf, mengirim di media massa, sampai akhirnya final tercetak menjadi sebuah buku yang merupakan karya intelektual pertama kali bagi kami. Mungkin, kami yakin, jika tak ada mata kuliah Karya Tulis Ilmiah ini, sampai kapan pun kami tak tahu kapan dapat menulis buku meski masih bersama-sama dengan teman-teman sekelas. Ucapan terima kasih tak terhingga untuk beliau yang mengantarkan kami memiliki produk intelektual. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada civitas akademika STAINU Temanggung, pihak penerbit, dan semua elemen yang mendukung terbitnya buku ini. Kami berharap ada kritik dan saran, karena kami sadar, kami masih belajar dan belajar untuk menjadi yang baik. Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya bagi STAINU Temanggung sendiri.

Stop Nikah, Ayo Pacaran!


Stop Nikah, Ayo Pacaran!

Author: Hamidulloh Ibda

language: id

Publisher: Formaci

Release Date: 2019-01-01


DOWNLOAD





Pacaran yang dilakukan dengan suami/istri usai menikah adalah ibadah. Titik. Jika pacaran dilakukan sebelum pernikahan, maka hukumnya ada yang halal, haram, subhat (abu-abu). Penjelasan ini sudah saya ketik pada buku Stop Pacaran, Ayo Nikah! dan buku ini menjadi jilid berikutnya. Penulisan buku kecil ini berangkat dari permasalahan banyaknya fenomena poligami di Indonesia. Dengan dalih agama, dan agama menjadi “topeng” bagi sebagian orang melakukan poligami. Meski agama melalui surat Annisa mempersilakan umat Islam melakukan poligami, namun saya yakin semua wanita, dasarnya tidak mengamini poligami. Ada yang poligami karena faktor seks, pelampiasan nafsu, ada yang karena sang istri tidak dapat hamil, ada yang karena faktor ekonomi, ada yang sekadar karena “koleksi” istri. Mulai dari istri kaya, miskin, seksi, bahenol, istri cerdas, sampai istri yang diperuntukkan jalan-jalan dan mencuci piring saja. Ada juga poligami yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan sekaligus penyebaran ideologi kelompok tertentu. Maka wajar saja jika antara kaum hawa dan adam, semua sepakat dan sepaket menyetujui perilaku poligami bahkan mempersilakan. Permasalahan ini yang mendorong penulis mengkaji lebih dalam tentang Stop Nikah, Ayo Pacaran! dalam arti yang sesungguhnya. Menikah di sini adalah pernikahan pertama kali, sedangkan pacaran yang dimaksud adalah pacaran dalam bingkai pernikahan yang sudah jelas halal dan termasuk bagian dari ibadah. Dalam buku ini, ada beberapa maksim yang dikaji. Mulai dari maksim pacaran, cinta, keluarga, dan maksim rumah tangga. Tidak ada rujukan dalam buku ini, glosarium apalagi daftar pustaka. Buku ini murni pemikiran, curhatan, dan juga katarsis penulis terhadapa apa yang dialami selama menjalankan hidup berumah tangga bersama istri dan anak. Masalah rumah tangga sebenarnya tidak sekadar urusan dapur, kasur, dan sumur. Lebih dari itu, rumah tangga menjadi bagian kecil masyarakat, dan masyarakat adalah bagian kecil dari negara. Maju dan tidaknya, berperadaban atau tidaknya suatu negara, sangat ditentukan suksesnya berumah tangga dan berkeluarga dari pasangan suami dan istri. Buku ini menjadi bagian urun rembug terkait kehidupan rumah tangga dan keluarga sesuai maksim yang dikaji di dalamnya. Penulisan buku ini tidak terlalu ilmiah, tidak memakai catatan kaki dan daftar pustaka. Hanya disandarkan pada pendapat pribadi. Penulis sekadar menganalisis fenomena tentang poligami, pernikahan, dan sedikit atau secuil cerita keluarga dan kehidupan penulis. Penulis sengaja menulis untuk hadiah ulang tahun sang istri tercinta, Dian Marta Wijayanti. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan, keluarga, teman, dan semua kolega intelektual. Terkhusus, untuk istri tercinta, Dian Marta Wijayanti, anakku Sastra Nadira Iswara, dan ibu bapakku, serta kedua mertuaku. Ngaturaken sembah nuwun.

Peradaban Makam: Kajian Inskripsi, Kuburan, dan Makam


Peradaban Makam: Kajian Inskripsi, Kuburan, dan Makam

Author: Hamidulloh Ibda

language: id

Publisher: CV. Asna Pustaka

Release Date: 2019-12-01


DOWNLOAD





Makam. Ya, ini soal peradaban makam, yang pastinya, kita akan “memakamkan” diri sendiri pada puncak pengembaraan hidup, yaitu mati. Entah kapan. Makam atau nisan yang di dalamnya banyak aspek, mulai klenik, ilmiah, inskripsi, kuburan, kewalian, hingga nanti berurusan dengan peradaban fisik yang kita sebut dengan materi. Sebelum mengulas isi buku, saya ingin bercerita dulu dalam proses penulisan buku ini. Saya mengalami beberapa hal mistik, unik, dan menggelitik. Pertama, saya bermimpi aneh selama tiga malam berturut-turut. Tepatnya, pada 6, 7, 8 November 2019. Saya kala mimpi itu berada di ruang lapang, dan penuh dengan kuburan. Medeni tenan. Saya tidak bertemu siapa-siapa, melainkan hanya ribuan kuburan berbaris rapi. Ketika sadar, saya menyimpulkan ini namanya “lautan kuburan”. Saya juga berpikir, “apa saya ini mau mati?” Entahlah. Kedua, saya merasa merinding di “pusat revolusi” yaitu kamar saya di Temanggung. Karena, ada yang menunggui ketika saya mengetik buku ini. Aduh, ada-ada saja memang. Tapi, itulah yang membuat saya kadang harus membaca surat Al-fatikhah, ayat kursi dan selawat berkali-kali. Ketiga, laptop saya mati tiga kali, kala listrik padam. Maklum, lantaran laptop saya dapat hidup ketika nyambung charger, ketika listrik padam, maka otomatis laptop matek. Ini tiga kali, dan posisi kematian laptop saya itu membuat bulu kuduk merinding. Anehnya lagi, ini anehnya lagi, semua ketikan di laptop tidak hilang, utuh. Aneh betul. Padahal, posisi itu tidak saya control + s alias saya save (simpan). Saya memastikan saya sadar kala itu, dan benar, saya sadar. Tapi, kejadiannya demikian tadi, dan ini menurut saya aneh. Keempat, kejadian berikutnya saat proses pengajuan ISBN, KDT, dan Barcode ke Perpusnas RI lewat laman isbn.perpusnas.go.id. Saya ingat dan teliti betul, bahwa judul buku ini aslinya di surat permohonan ISBN tertulis “Peradaban Nisan: Kajian Inskripsi, Kuburan, dan Makam”. Jika keliru, biasanya ada notifikasi revisi dan diminta petugas untuk upload ulang. Ini babarblas nggak ada notifikasi. Malah, ISBN keluar dan judulnya berganti “Peradaban Makam: Kajian Inskripsi, Kuburan, dan Makam”. Lah mbuh! Mungkin, ini keajaiban dalam proses menulis buku yang aneh ini. Sebab, sebelumnya saya debat panjang dengan Mas Yai Niam, bahwa yang cocok judul ini adalah “Peradaban Nisan”, bukan “Peradaban Makam”. Namun kenyataannya berbeda, dan ini super aneh. Kelima, saat meminta prakata kepada Sekretaris PWNU Jawa Tengah KH. Hudallah Ridwan Naim, ada-ada juga kejadiannya. “Gus, niki pun siap diparingi Prakata”. Saya berujar demikian. “Sek, sek, Da, besuk saja tak ajak ketemu Gus Muwafiq sekalian biar lebih dalem. Sesuk nik aku meh ketemu Gus Muwafiq, ngko awakmu tak WA ya,” Gus Huda menjawab demikian. Dengan senang hati, saya menyetujui saran Gus Huda tersebut. Akan tetapi, ketika Gus Huda sudah berjanji demikian, mungkin karena sudah kehendak Allah, selang dua hari, Gus Muwafiq terkena kasus “menghina nabi” yang kemudian sampai ke kepolisian. Sekira awal Desember 2019, Kelompok Front Pembela Islam (FPI) untuk melaporkan Gus Muwafiq ke Bareskrim Mabes Polri lantaran ceramah yang khilaf tersebut. Akhirnya, rencana untuk ketemu Gus Muwafiq gagal. Yawes lah. Mungkin memang nasib buku ini yang tidak direstui Allah diberi prakata Gus Muwafiq. Terpaksa, akhirnya saya menagih janji ke Gus Huda untuk memberikan prakata pada buku ini hingga akhirnya Anda baca ini. Lupakan cerita saya di atas. Saya akan menjelaskan beberapa inti dari isi buku ini. Pada bagian pertama, penulis mengulas tentang klenik dan ilmiah. Di dalamnya menggambarkan tentang generasi milenial, pascamienial, hingga generasi alfa, misteri sedulur papat limo pancer, simbolisme kiai, hingga teknologi suwuk yang selama ini dimaknai sebagai klenik, bidah, dan syirik. Kedua, penulis mengkaji tentang inskripsi dan nisan, serta peradaban manusia. Inskripsi sudah berkembang sejak dulu yang menjadi bukti peradaban manusia. Jika umat Hindu-Buddha memiliki relief, peradaban Jawa Islam memiliki inskripsi yang di dalamnya terdapat berbagai simbolismenya kehidupan. Pada bagian ketiga, penulis mengkaji tentang kuburan, ada heroisme juru kunci, mbah modin, hingga misteri kuburan ganda. Pada bagian keempat, mengkaji tentang makam. Fokus kajian ini pada makam di balik kuburan wali yang penulis bongkar karena pemaknaan kuburan dan makam masih dianggap sama. Pada bagian kelima tentang peradaban kuburan yang mengkaji tradisi atau budaya masyarakat yang berangkat dari kuburan. Tradisi-tradisi itu merupakan bukti bahwa kuburan memiliki peradaban sendiri yang dilestarikan manusia. Semua itu adalah wujud peradaban, bukan bidah, syirik, apalagi kafir. Kita dapat merujuk beberapa ayat Alquran yang sudah dipaparkan Gus Huda dalam prakata buku ini. Pendapat lain, As Sayyid Muhammad Bin Alwy Al Maliky Al Hasany (1971) dalam kitab Mafahim Yajibu An Tushohhah. Dalam kitab itu, dijelaskan banyak hal untuk menjawab tuduhan atau serangan tabdi, tasyari, dan takfiri yang dialamatkan pada umat Islam yang melestarikan peradaban makam, kuburan, maupun inskripsi itu sendiri. Dan, itu terjadi lama sejak awal Islam berkembang dengan munculnya banyak kaum Salafi-Wahabi. Dalam kitab itu, kita dapat mengambil pelajaran bahwa tentang dalil-dalil eksplisit bahwa selawat nabi, ziarah kubur, tawasul, nyadran, dan lainnya merupakan wujud tabarukan kepada orang yang dekat dengan Allah. Bahasa ayah saya, “nek pengen cedak karo Gusti Allah, awake dewe ya kudu ndepe-ndepe wong sing cedak Gusti Allah, yaiku nabi, wali, ulama, lan poro kiai”. Artinya, ketika kita ingin dekat dengan Allah sedangkan diri kita ini kotor, maka kita harus mendekat dulu lantaran (wasilah) kepada para nabi, wali, ulama, dan kiai karena mereka dekat dengan Allah, mereka kekasih Allah. Kita harus wasilah dulu kepada Nabi Muhammad dengan memohon kepada Allah agar menjadi manusia utuh, dan akhirnya selamat dunia dan akhirat. Kegiatan ini tentu saja membutuhkan perantara, sinyal, setrum, atau apapun namanya. Karena dimensi kita manusia “batu”, tentu harus ndepe-ndepe dengan manusia mutiara, siapa mereka? Jelas, nabi dan pewarisnya, yaitu ulama atau kiai. Bentuk kegiatan ini merupakan wujud tabarukan kepada Nabi Muhammad, wali, ulama, kiai yang sudah wafat. Sebab, tabarukan tidak hanya kepada yang masih hidup, melainkan kepada mereka yang sudah meninggal dunia. Dengan terbitnya buku ini semoga menjadi tambahan khazanah literatur tentang inskripsi, kuburan dan makam di Nusantara. Kami ucapkan terima kasih kepada Ketua LP Ma’arif PWNU Jateng, PWNU Jateng, Gus Huda, serta sahabat-sahabat semua di LP Ma’arif PWNU Jateng sebagai rekan, sahabat, kolega, dan bahkan musuh berdebat, berdiskusi dan ngopi. Semoga apa yang saya ketik di buku ini benar-benar menjadi sumbangsih pada perkembangan ilmu pengetahuan.