Kocok The Untold Stories Of Arisan Ladies And Socialites

Download Kocok The Untold Stories Of Arisan Ladies And Socialites PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Kocok The Untold Stories Of Arisan Ladies And Socialites book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages.
Kocok! Uncut -The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites

Author: Joy Roesma,Nadia Mulya
language: id
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Release Date: 2013-06-17
Dunia arisan Jakarta berubah dengan terbitnya KOCOK! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites. Hal-hal yang selama ini terlewatkan mata telah diungkap di depan khalayak. Fakta-fakta yang semula hanya menjadi topik bisik-bisik, bahkan tabu dibicarakan, disingkapkan secara gamblang. Kali ini Joy Roesma dan Nadia Mulya menghadirkan KOCOK! Uncut segala hal yang tadinya ditahan-tahan untuk tidak diungkapkan dalam edisi pertama, kini dibeberkan apa adanya Lebih banyak Arisan Darlings, lebih banyak desas-desus kalangan tertutup, dalam edisi yang lebih lengkap, dan lebih juicy tentunya. Fenomena sosial arisan di kalangan sosialita dan kelas menengah dipotret telanjang tanpa malu-malu. Absurd dan menakjubkan. Apa yang dipersepsi sebagai gaya hidup normal sepertinya tidak berlaku di sini. Tapi bukankah segala sesuatu yang normal akan sangat membosankan? Pengamatan Joy dan Nadia yang tajam dan sangat menghibur. - Petty Siti Fatimah, Pemimpin Redaksi majalah Femina Cerita-cerita tentang arisan selalu membakar seManga, Manhua & Manhwat untuk dilahap, karena selain menjadi ajang persahabatan, arisan juga ajang ìfashion warî. Setiap yang terlibat harus punya sikap Olimpiade: Citius, Altius, Fortius. Yang paling cepat memakai fashion trend. Yang paling tinggi memakai high heels. Dan, yang paling kuat membeli HermËs Birkin Crocodile Himalaya. Lebih seru lagi karena arisan diceritakan oleh penulis yang berada di lingkaran arisan tersebut, seperti Joy Roesma dan Nadia Mulya. - Syahmedi Dean, penulis buku Lontong Sayur dalam Lembaran Fashion (LSDLF), Jakarta-Paris Via French Kiss (JPVFK), Pengantin Gipsy dan Penipu Cinta (PGDPC), Apa Maksud Setuang Air Teh (AMSAT) Congrats untuk Nadia dan Joy yang sudah berhasil menulis KOCOK! secara observatif, kritis, sensitif, and funny at the same time. Buku ini adalah sebuah realita sosial, dan saya berharap pembaca kritis menilik buku ini dari berbagai sisi, tidak sekadar menjadikannya pedoman how to be a stylish arisan goers. Underline message arisan adalah silaturahmi dan pure friendship, bukan hedonisme maupun ajang eksis. Semoga buku yang dikemas secara fun, fashionable, dan mengemukakan fenomena sosial ini dapat diterjemahkan dengan tepat oleh pembacanya. - Nia Dinata, sutradara film Arisan! (2003) dan Arisan! 2 (2011)
Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites

Author: Joy Roesma,Nadia Mulya
language: id
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Release Date: 2013-05-27
"Siapa yang tidak kenal arisan? Siapa yang tidak pernah ikut arisan? Rasanya semua kalangan tahu arisan yang “Indonesia banget”, dari arisan keluarga, RT, kantor, hingga arisan ibu-ibu jetset. Pasalnya, sekarang di kota-kota besar menjamur tren arisan baru yang tak sekadar narik undian. Para arisan ladies ini berdandan sesuai dress code, berpose “pol” di depan kamera fotografer profesional, dan mau melakukan apa saja demi tampil di majalah gaya hidup. Mengocok undian tinggal kegiatan sampingan. Based on true stories, Joy Roesma dan Nadia Mulya mengulik habis demam arisan heboh, kaum sosialita, beserta seluk-beluknya. Dari sosialita sungguhan hingga wannabe. Dari arisan piauw hingga tarikan lelaki. Hmmm. Juicy. Fenomena sosial arisan di kalangan sosialita dan kelas menengah “dipotret” telanjang tanpa malu-malu. Absurd dan menakjubkan. Apa yang dipersepsi sebagai gaya hidup normal sepertinya tidak berlaku di sini. Tapi bukankah segala sesuatu yang normal akan sangat membosankan? Pengamatan Joy dan Nadia tajam dan sangat menghibur. —Petty Siti Fatimah, Pemimpin Redaksi majalah Femina Cerita-cerita tentang arisan selalu membakar seManga, Manhua & Manhwat untuk dilahap, karena selain menjadi ajang persahabatan, arisan juga ajang “fashion war”. Setiap yang terlibat harus punya sikap Olimpiade: Citius, Altius, Fortius. Yang paling cepat memakai fashion trend. Yang paling tinggi memakai high heels. Dan, yang paling kuat membeli Hermès Birkin Crocodile Himalaya. Lebih seru lagi karena arisan diceritakan oleh penulis yang berada di lingkaran arisan tersebut, seperti Joy Roesma dan Nadia Mulya. —Syahmedi Dean, penulis buku Lontong Sayur dalam Lembaran Fashion (LSDLF), Jakarta-Paris Via French Kiss (JPVFK), Pengantin Gipsy dan Penipu Cinta (PGDPC), Apa Maksud Setuang Air Teh (AMSAT) Congrats untuk Nadia dan Joy yang sudah berhasil menulis Kocok! secara observatif, kritis, sensitif, and funny at the same time. Buku ini adalah sebuah realita sosial, dan saya berharap pembaca kritis menilik buku ini dari berbagai sisi, tidak sekadar menjadikannya pedoman how to be a stylish arisan goers. Underline message arisan adalah silaturahmi dan pure friendship, bukan hedonisme maupun ajang eksis. Semoga buku yang dikemas secara fun, fashionable, dan mengemukakan fenomena sosial ini dapat diterjemahkan dengan tepat oleh pembacanya. —Nia Dinata, sutradara film Arisan! (2003) dan Arisan! 2 (2011)"
Contemporary Indonesian Fashion

Author: Alessandra Lopez y Royo
language: en
Publisher: Bloomsbury Publishing
Release Date: 2019-10-31
Indonesian fashion has undergone a period of rapid growth over the last three decades. This book explores how through years of social, political, and cultural upheaval, the country's fashion has moved away from “colonial fashion” and “national dress” to claim its own distinct identity as contemporary fashion in a global world. With specific reference to women's wear, Contemporary Indonesian Fashion explores the diversity and complexity of the country's sartorial offerings, which weave together local textile traditions like batik and ikat-making with contemporary narratives. The book questions concepts of “tradition” and “modernity” in the developing world, taking stock of the elite consumption of luxury brands and the large-scale manufacturing of fast fashion, and introduces us to the rise of new trends such as busana muslim (or “modest wear”), creating a portrait of a vibrant and growing national and, increasingly, international, industry. Exploring clothing in shopping malls, on the catwalk, in magazines, and online, the book examines how Indonesian fashion is made, presented, and consumed, combining research in Indonesia with analysis and personal reflection. Contemporary Indonesian Fashion ultimately questions the deeply entrenched eurocentrism of "global fashion", simultaneously interrogating current homogenizing beauty and body image discourses posited as universal, by pointing to absences, silences, and erasures as reflected by contemporary Indonesian fashion- hence the "looking glass" of the title. Aptly illustrated, the book offers a new perspective on a rapidly developing new fashion capital, Jakarta.