Beta Indonesia Keliling Tanah Air Dengan Puisi

BETA INDONESIA Keliling Tanah Air dengan Puisi

Salam Sastra. Salam Puisi. Salam Literasi. Saya bangga pada tanah air saya, Indonesia dan saya memilih jalan puisi untuk mengatakannya. Buku yang anda baca ini berjudul Kumpulan Puisi Mezra E. Pellondou BETA INDONESIA Keliling Tanah Air dengan Puisi. Mengelilingi tanah air dengan puisi merupakan mimpi saya sejak menjadi guru, sekalipun menulis puisi telah saya tekuni sejak SMP. Saya meyakini bahwa sastra adalah pintu masuk penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dan guru memiliki tanggung jawab untuk tugas mulia ini. Saya ingin anak-anak didik saya juga semua pelajar se-tanah air tetap memelihara rasa bangga pada tanah air, termasuk saat mereka menikmati karya-karya sastra, termasuk puisi. Saat saya masih menjadi pelajar/siswa saya sangat menyukai puisi dan saya tertarik pada puisi-puisi yang menuliskan tentang tanah air, alam dan lingkungan, kebudaayaan, agama dan kepercayaan, sejarah, bahkan legenda dan dongeng serta sikap dan cara hidup manusia dalam menikmati keragaman di tanah airnya Sayangnya, walau karya-karya seperti itu ada namun tidak cukup mewakili berbagai keragaman yang ada di tanah air.

Pesan Penyintas Siang

Manusia menuliskan pengalaman hidup dan peristiwa-peristiwa penting agar menjadi catatan sejarah. Dari sejarah kita bisa belajar, sekaligus merefleksikan pengalaman. Itulah sebabnya kisah-kisah dalam buku ini, yang menceritakan peristiwa pandemi Covid-19, akan menjadi penting tidak saja untuk kita yang hidup saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Buku ini merupakan hasil kegiatan bertajuk “Nulis dari Rumah” yang diselenggarakan Kemenparekraf, berkaitan dengan pandemi Covid-19, terutama ketika banyak orang memilih untuk berdiam di rumah akibat pemberlakuan PSBB oleh pemerintah. Dari buku ini kita tak semata-mata mendapatkan hal ihwal informasi tentang pandemi Covid-19, tetapi juga pergulatan manusia dan kemanusiaan ketika pandemi terjadi. Itulah yang membuat buku ini menjadi menarik, karena kita menjadi mendapatkan banyak perspektif dan pengalaman kemanusiaan yang beragam. Kisah-kisah dalam buku ini mengajak kita untuk menyelam lebih dalam pada hubungan-hubungan manusia dengan bermacam persoalan kemanusiaan di dalamnya. Mulai dari ketakutan, kecemasan, kesepian, sampai upaya untuk terus merawat harapan. Dalam konteks pandemi Covid-19, sastra memang mempunyai kemungkinan artikulasi (juga kekuatan estetis) untuk mengungkap persoalan kemanusiaan yang barangkali tidak muncul dalam berita atau informasi. Dan kisah-kisah dalam buku ini memperlihatkan itu. Maka, buku ini tak hanya menandai sebuah zaman, tetapi juga menjadi rekaman dan ingatan atas apa yang menjadi pergulatan manusia Indonesia hari ini, saat pandemi terjadi. Buku yang akan menjadi dokumen kemanusiaan.

Membicarakan puisi Indonesia