Bandung Menjelang Pagi

Download Bandung Menjelang Pagi PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Bandung Menjelang Pagi book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages.
Bandung Menjelang Pagi

Menjelang pagi, Bandung berubah menjadi kota yang tak lagi sama. Malam terasa sangat panjang dan lebih mencekam dari kelam. Para bandit, pemadat, tukang judi, bocah geng motor, begundal grafiti, semuanya berkeliaran bak tikus-tikus ketika air got meluap. Di kota ini, Dipha adalah bocah berandalan yang mampu mengerjakan apa saja. Berjualan bacang di Asia Afrika, pelayan kafe di Braga, buruh angkut kertas di Pajagalan, ataupun buruh kain di Tamin. Apa pun ia lakukan untuk bertahan hidup. Kemampuannya untuk mengerjakan apa saja itu membawanya bertemu dengan seorang gadis misterius bernama Vinda yang ngotot minta dicarikan tempat tinggal dengan segala syarat yang tak masuk akal. Seperti dipermainkan oleh takdir, satu-satunya tempat yang tersedia adalah kontrakan petak yang terletak tepat di seberang kontrakan Dipha. Mau tidak mau, Vinda akhirnya menempati kontrakan itu. Vinda yang sangat mencintai Bandung begitu bertolak belakang dengan Dipha yang sudah mengenal betapa bobroknya kota itu ketika menjelang pagi. Asia Afrika, Braga, Dago, Kalipah Apo, Astana Anyar, Banceuy, Jalan ABC, dan seluruh jalan-jalan tikus di Kota Bandung menjadi saksi tumbuhnya perasaan di antara keduanya. Namun, sayangnya mereka berdua kerap lupa, bahwa sejatinya, oleh-oleh paling khas dari Kota Bandung adalah: patah hati. Buku persembahan penerbit MediaKita #MediaKita
Serat Centhini 3: Perjalanan Cebolang Meraih Ilmu Makrifat

Masih di ibukota Mataram. Cebolang diantar sahabatnya yang seorang penghulu muda istana berjalan-jalan melihat peninggalan Sultan Agung, mendengarkan kisah-kisah tokoh Mataram, belajar ilmu tasawuf, ilmu jawa, ilmu bermain kartu, ilmu senggama, ilmu agama, ilmu arsitektur rumah Jawa, dan ilmu musik. Setelah puasa berada di Mataram, Cebolang melanjutkan perjalanannya ke utara menuju Kepurun (lereng selatan Merapi) untuk belajar ilmu makrifat, lalu ke tenggara hingga sampai di Bayat (Klaten. Buku Serat Centhini jilid 3 ini mengungkap perjalanan Cebolang dalam meraih ilmu makrifat. Memuat berbagai kisah dan filosofi dari ilmu-ilmu yang dipelajari dalam pengembaraannya.