Amar Makruf Nahi Munkar Dalam Tafsir Nusantara

Download Amar Makruf Nahi Munkar Dalam Tafsir Nusantara PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Amar Makruf Nahi Munkar Dalam Tafsir Nusantara book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages.
AMAR MAKRUF & NAHI MUNKAR DALAM TAFSIR NUSANTARA

Author: Abdurrahman Al-Bashiry
language: id
Publisher: PENERBIT KBM INDONESIA
Release Date: 2025-05-19
Buku ini hadir untuk memberikan gambaran kepada pembaca seputar varian, kesinambungan dan perubahan penafsiran terhadap ayat-ayat amar makruf dan nahi munkar oleh Muh}ammad Nawawi> al-Bantani>, Hamka dan M. Quraish Shihab. Sembilan ayat Al-Qur’an tentang amar makruf dan nahi munkar dijelaskan dengan langkah tafsir komparatif, serta analisis sejarah pemikiran Kuntowijoyo, dengan cara kesinambungan dan perubahan. Kajian tafsir komparatif membandingkan penafsiran ayat-ayat amar makruf dan nahi munkar dalam Mara>h} Labi>d li-Kashf Ma‘na> al-Qur’a>n al-Maji>d karya al-Bantani>, Tafsir Al-Azhar karya Hamka dan Tafsîr Al-Mishbâh: Kesan, Pesan dan Keserasian Al-Qur’an karya Shihab. Kajian ini mengidentifikasi varian pemaknaan konsep makruf dan munkar, kesinambungan dan perubahan pemahaman ayat-ayat amar makruf dan nahi munkar, serta menghasilkan rekonstruksi konsep ideal amar makruf dan nahi munkar dalam khazanah tafsir Nusantara. Varian makna makruf dan munkar berupa riwa>yah-tekstualis dan dira>yah-kontekstualis. Rekonstruksi mencakup konsep sosialisasi Al-Qur’an terhadap kewajiban amar makruf dan nahi munkar, dasar dalam beramar makruf nahi munkar, penegak dan persyaratan dalam beramar makruf dan nahi munkar, serta objek dan tujuan dari makruf nahi munkar.
Khazanah Tafsir Nusantara

Buku Tafsir Nusantara ini dimaksudkan untuk melengkapi karya-karya yang telah ditulis oleh para sarjana sebelumnya mengenai kontribusi tokoh Islam Nusantara dalam bidang tafsir al-Qur’an. Buku ini berisi daftar 14 kitab tafsir al-Qur’an yang ditulis dalam rentang waktu dari tahun 1615 sampai 2003, yaitu karya ‘Abdur Rauf as-Singkili, Kiai Sholeh Darat, Syaikh Nawawi al-Bantani, Ahmad Hasan, KHR. Muhammad Adnan, Mahmud Yunus, T. M. Hasbi ash-Shiddieqy, Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Kiai Bisri Mustofa, Kiai Misbah Mustofa, Oemar Bakry, Kolonel (Purn.) H. Bakri Syahid, M. Dawam Rahardjo, dan M. Quraish Shihab. Karya-karya tersebut dibahas secara biografis dan analitis. Diuraikan secara detail mengenai motivasi penulisan, karakteristik dan sistematika, metode dan sumber penafsiran, serta corak dan kecenderungan penafsiran. Dilihat dari motivasi, kitab-kitab tafsir tersebut rata-rata ditulis atas dorongan kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak agar tidak hanya membaca al-Qur’an semata, melainkan juga paham isinya. Oleh karenanya, di antara kitab-kitab tafsir tersebut, ada yang ditulis menggunakan bahasa Arab agar dipergunakan oleh kalangan santri yang sudah terbiasa dengan berbahasa Arab, ada yang ditulis menggunakan aksara pegon karena masyarakatnya tidak mampu membaca aksara Latin dan tidak paham bahasa Arab, ada yang ditulis dalam bahasa lokal dengan menggunakan aksara Latin karena publik pembacanya sudah terbiasa membaca huruf Latin, dan belakangan ditulis dengan bahasa Indonesia agar dapat menjangkau khalayak yang lebih luas. Menariknya, dari 14 kitab tafsir itu, rupanya memiliki karakter yang tidak sama: ada yang bercorak tradisionalis, dan ada pula yang bercorak modernis.
MENUJU ISLAM MODERAT

Author: Haris, Muhammad, at.all
language: id
Publisher: ZAYADI E-PUBLISHING HOUSE
Release Date: 2020-05-23
Islam moderat atau Islam wasathiy atau wasathiyyah al-Islam adalah merupakan sifat lazimah yang melekat pada Islam, bukan sesuatu yang ditempelkan atau terpisah kemudian disambungkan ke Islam. Oleh karena itu, antara Islam dan wasathiyyah (moderat) itu sesuatu yang melekat, tertancap (embedeb), oleh karenanya kita tidak bisa mengambil mafhum mukhalafah (pengertian sebaliknya) dari kalimat ini. Misalnya ada Islam moderat berarti ada Islam yang tak moderat. Karena begitu sifat moderat ini hilang, maka sebenarnya Islam sudah kehilangan jati dirinya sebagai Islam. Wasathiyyah Islam ini seyogyanya mewarnai segala aspek keberislaman. Dimensi keberislaman idealnya selalu menampilkan wajah yang moderat. Yaitu pada aspek akidah, aspek akhlak tasawwufnya, aspek muamalahnya, dan aspek manhajnya (pola pikirnya). Keempat dimensi ini haruslah senantiasa mencerminkan ajaran dan impementasi ajaran yang moderat.